Haruna Soemitro Soal yang Penting Hasil Bukan Proses, Akmal Marhali: Itu Memang Fakta Sosok Haruna Soemitro Memang Kontroversial dan Sensasional, Tidak Semua Pernyataannya Soal Shin Tae yong Salah Kritik tajam Eksekutif PSSI Haruna Soemitro terhadap kinerja pelatih timnas Indonesia, Shin Tae yong, buaknlah hal yang mengejutkan bagi pengamat sepak bola, Akmal Marhali.
Akmal Marhali yang telah mengamati sepak terjang Haruna di PSSI sejak tahun 2004 sangat mengetahui bahwa sosok ini sangat kontroversial dan sensasional dalam memberikan pernyataan. "Sosok ini memang selalu memunculkan sensasi dan kontroversi dalam pernyataan pernyataannya," sambung Akmal. Sosok Haruna ramai diperbincangkan dalam dua hari terakhir lantaran menyebut Shin Tae yong tak istimewa karena hanya membawa Timnas Indonesia finis runner up di Piala AFF 2020.
Sebelum Shin Tae yong, timnas juga telah finish sebagai runner up di Piala AFF sebanyak lima kali. Hal ini membuat Haruna menilai bahwa Shin Tae yong sama saja dengan pelatih pelatih timnas lainnya. Selain itu Haruna juga menyebut bahwa yang terpenting adalah soal hasil, bukan proses.
Bagi Akmal Marhali, sebagian pernyataan Haruna ini, bila dinilai secara objektif benar adanya. "Apa yang disampaikan Haruna ada juga hal hal yang menurut saya kalau kita analisa secara objektif, ada benarnya juga. Misal bahwa dikatakan yang pertama soal orang akan melihat hasil dibanding proses. Itu memang fakta," tutur dia. Sebagai contoh misalnya Italia ketika menjadi juara Piala Dunia 1982.
Saat itu, tutur Akmal, sedang ramai kasus Calciopoli di kompetisi domestik di negara dengan Timnas berjuluk Gli Azzurri . Calciopoli merupakan skandal pengaturan skor yang terjadi di kompetisi domestik Italia pada tahun 1982 dan 2006. Namun skandal pengaturan skor di Italia saat itu sirna begitu saja dari perbincangan publik setelah mereka menjadi juara Piala Dunia 1982.
"Italia juara Piala Dunia 2006 dengan kasus calciopoli yang ramai di negaranya. Setelah itu hilang pembicaraan seputar calciopoli dengan sendirinya," ucap Akmal. Kejadian di Italia ini menurut Akmal cukup memberikan gambaran besar bahwa masyarakat tidak melihat proses yang dijalani timnas dalam suatu kompetisi. Melainkan lebih melihat hasil.
"Jadi memang orang secara umum tuh tidak melihat proses ataupun perjalanannya, mereka akan melihat hasilnya. Begitu juga dengan timnas. Yang dikejar adalah hasil," tutur Akmal. "Proses itu merupakan sesuatu yang dilakukan oleh pelatih dan federasi, jadi kalau masyarakat umum memang sejatinya tidak melihat proses, mereka lebih melihat hasilnya," kata dia.