PT Kliring Berjangka Indonesia atau KBI secara resmi menjadi bagian dari Holding PT Danareksa (Persero). Hal tersebut tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 7 tahun 2022, tentang Penambahan Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Danareksa. Direktur Utama PT Danareksa (Persero) Arisudono Soerono mengatakan pembentukan Holding Danareksa bertujuan mengembangkan usaha anak perusahaan melalui value creation dengan transformasi model bisnis, sinergi, serta peningkatan kualitas SDM.
Menurut Arisudono, KBI memiliki potensi besar untuk berkembang, dan untuk itu pihaknya akan terus mendorong KBI untuk melakukan berbagai inisiasi dan inovasi bisnis, baik itu di sektor perdagangan berjangka komoditi, pasar fisik komoditas maupun dalam ekosistem Sistem Resi Gudang. "Harapan kami, kedepan KBI akan menjadi engine of growth bagi Danareksa sebagai induk usaha," imbuh dia. Menjadi bagian dari Holding Danareksa, kedepan komposisi 250.000 saham akan terbagi berupa saham Seri B sebanyak 249.999 lembar saham yang dimiliki Danareksa, serta 1 lembar saham seri A atau Saham Dwi Warna yang tetap dimiliki Pemerintah Indonesia.
Komposisi kepemilikan saham ini menunjukkan kontrol pemerintah tetap ada pada KBI, baik melalui Danareksa maupun kontrol langsung atas hak Pemerintah melalui saham Dwi Warna. Sementara itu, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia, Fajar Wibhiyadi menambahkan, pihaknya mendukung upaya pemerintah dalam membentuk Holding Danareksa ini. Dengan adanya perubahan kepemilikan saham ini tentunya akan menjadi era baru bagi KBI.
Dalam hal kegiatan operasional, KBI akan tetap menjalankan kegiatan usaha dalam melayani para pemangku kepentingan seperti biasa. "Sebagai Lembaga Kliring, kami tetap menjalankan peran ini sesuai dengan regulasi pemerintah yang ada. Selain itu, KBI juga tetap menjalankan penugasan pemerintah sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang," jelas Fajar. Selain itu, Fajar memastikan KBI akan melakukan kolaborasi sesama anggota holding, yang berbasis pada kompetensi masing masing.
Kolaborasi bisnis itu diharapkan menjadi satu katalisator positif untuk sesama anggota holding bisa saling mendukung dan tumbuh bersama. "Kita tahu masing masing anggota holding memiliki kapasitas dan keunggulan dalam bisnis masing masing, yang berbeda beda." "Justru ini yang akan menjadi kekuatan holding ini, di mana kami bisa berkolaborasi dari berbagai anggota holding dengan latar belakang bisnis serta pemangku kepentingan yang berbeda beda," kata dia.
Ia juga menjelaskan, pihaknya mentargetkan bahwa kinerja KBI akan terus tumbuh. Terlebih, industri perdagangan berjangka maupun resi gudang di Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang. Fajar memaparkan, untuk tahun 2022 ini, berbagai inisiasi bisnis sudah mulai berjalan, dan ada beberapa yang tengah dalam persiapan.
Inisisasi tersebut meliputi peran KBI sebagai Lembaga Kliring di Pasar Fisik Emas Digital, Lembaga Kliring di Perdagangan Aset Kripto, serta persiapan KBI sebagai Lembaga Kliring Perdagangan Karbon. "Selain itu, KBI juga tengah mempersiapkan untuk berperan sebagai Central Counterparty Clearing House," pungkasnya.